BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Dalam rangka melengkapi kegiatan belajar dan memperkaya pengetahuan akan
kebudayaan dan kepariwisatawan , maka diadakan kegiatan karya wisata ke
tempat-tempat pariwisata. Kegiatan ini dapat membuat siswa secara langsung
mengetahui dan mengapresiasi langsung keindahan dari tempat tersebut ,tidak
hanya sekedar teori.
NKRI
dikenal sebagai negara kepulauan yang terkenal akan ras, suku, adat, agama,
berbagai macam kebudayaan dan keadaan alamnya yang menawan . Untuk melengkapi
pengetahuan kami tentang kebudayaan Indonesia khususnya Bali, sekolah kami
mengadakan karya wisata ke Pulau Bali. Dalam kegiatan tersebut kami mendapatkan
tugas untuk mengapresiasi Garuda Wisnu Kencana dalam bentuk suatu karya ilmiah.
Kami ditugaskan untuk melaporkan dan menuliskan bagaimana nilai-nilai budaya yang terdapat pada obyek
Garuda Wisnu Kencana.
Karya
tulis ini kami buat sebagai syarat untuk dapat menyempurnakan standart
kelulusan SMPN 1 Tulungagung tahun pelajaran 2011 / 2012. Selain itu kami dapat
memperoleh kepuasan tersendiri dalam pengerjaan karya ilmiah ini.
Bali
terkenal akan keadaan alamnya yang menawan dan kebudayaan yang cukup beragam
dan menarik untuk dipelajari. Selain itu juga terdapat tempat-tempat usaha yang
sangat menjanjikan untuk meraup untung. Hal itulah yang menjadi ketertarikan
tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara banyak mengunjungi Pulau
Bali untuk berwisata. Untuk itu kita sebagai bangsa Indonesia patut bangga dan
harus menjaga kelestarian serta keindahan Pulau Bali. Keamanan harus lebih
ditingkatkan supaya peristiwa seperti
bom di Jimbaran dan di Kutha tidak terjadi lagi. Agar kepercayaan wisatawan
tidak berkurang untuk tetap memilih Pulau Bali sebagai tempat berwisata yang
manjanjikan kepuasaan tersendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah Garuda
Wisnu Kencana itu?
2.
Dimana Garuda
Wisnu Kencana berada?
3.
Mengapa Garuda
Wisnu Kencana dibangun?
4.
Bagaimana
legenda Garuda Wisnu Kencana?
5.
Apa peranan
Garuda Wisnu Kencana untuk Indonesia khususnya Pulau Bali?
6.
Bagaimana
falsafah Garuda Wisnu Kencana?
7.
Bagaimana
proyek pembangunan Garuda Wisnu Kencana?
8.
Bagaimana
pengembangan wilayah di sekitar obyek Garuda Wisnu Kencana?
9.
Apa sajakah
fasilitas-fasilitas yang tersedia di kawasan Garuda Wisnu Kencana?
10.
Apakah arti perwujudan Garuda Wisnu Kencana
bagi rakyat Bali?
1.3 Tujuan Penulisan Karya Tulis
Karya tulis ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut :
v Untuk melengkapi Ujian Akhir Nasional SMPN 1 Tulungagung
v Untuk menambah wawasan siswa tentang GWK
v Untuk mengapresiasi sebuah seni dan isinya
v Untuk menanamkan rasa bangga terhadap karya seni
nusantara
v Untuk menumbuhkan jiwa seni dan kreasi siswa
v Untuk dapat menghargai karya orang lain
1.4 Manfaat Penulisan Karya Tulis
Manfaat penulisan karya tulis ini adalah :
v Berlatih menyusun karya tulis sesuai dengan metodelogi
penulisan laporan karya ilmiah yang benar secara sistematis.
v Melatih kerja sama siswa dalam memecahkan masalah dengan
musyawarah untuk mencapai mufakat.
v Melatih kreativitas siswa
v Memperkaya khasanah pustaka sekolah sebagai penunjang
pengetahuan siswa yang berkaitan dengan obyek-obyek wisata
v Memperoleh kepuasan tersendiri dalam menyusun Karya
Ilmiah Remaja
1.5 Teknik Pengumpulan Data
Di dalam proses penyusunan laporan karya tulis ini, ada beberapa
teknik yang kami pergunakan,antara lain :
ü Teknik Pengamatan / Observasi
Yaitu, teknik yang digunakan dalam pembuatan suatu karya
tulis ilmiah dengan mengadakan pengamatan secara langsung pada obyek yang
diamati agar penulis memperoleh gambaran yang jelas dan langsung, sehingga
hasil karya tulis akan lebih obyektif dan lebih transparan.
ü Teknik Studi Pustaka
Yaitu, teknik yang digunakan dalam pembuatan suatu karya
tulis ilmiah dengan berdasarkan pengambilan data dari buku-buku
(kepustakaan)atau dari sumber lain berupa kepustakaan yang dapat tersusun
seperti yang telah diharapkan.
Dalam hal ini dilakukan agar penulis dapat menyelesaikan
karya yang merupakan tugas penulis. Selain itu agar lebih mendukung dan
memantapkan laporan karya tulis. Penulisan juga mengambil sumber dari buku
panduan tentang Obyek Wisata Bali. Dengan data yang diperoleh, penulis
diharapkan dapat menyusun kerangka yang kemudian disajikan dalam bentuk yang
lebih konkret yaitu berupa Karya Tulis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Agenda Perjalanan
Sabtu, 12 Nopember 2011 adalah hari yang ditunggu oleh
siswa-siswi kelas 9 SMPN 1 Tulungagung. Kerena pada hari itulah kami akan
melakukan karya wisata menjelajahi pesona Pulau Bali. Sekitar pukul 10.00 WIB,
kami semua telah siap dan berkumpul di halaman sekolah menantikan keberangkatan
dan meminta jadwal perjalanan. Sebelum berangkat, kami telah dibekali nasehat
dan pengarahan oleh bapak/ibu guru pembimbing. Setelah bus datang ,kami pun
berkelompok memasuki bus yang telah dibagi kelompoknya. Tak lama kemudian kami
bergegas memulai perjalanan menuju Bali. Di dalam perjalanan, suasana sangat
asyik dan seru. Tak terbayangkan dalam 5 hari ke depan kami akan hidup bersama
menjalani suka duka bersama. Ini akan menjadi pengalaman yang tidak akan
terlupakan seumur hidup. Sekitar pukul 12.00 WIB kami singgah sebentar di
Masjid yang terletak di Kabupaten Kertosono untuk menjalankan ibadah solat
dhuhur dan ashar di jamak takdim. Seusai solat, kami makan siang dan segera
melanjutkan perjalan menuju paiton. Kami sempat takjub dengan keindahan malam
di Pembangkit Listrik Paiton yang terdapat sangat banyak lampu yang terpasang.
Sekitar pukul 19.00 WIB kami tiba di Rumah Makan Raya Paiton untuk makan malam
dan solat magrib dan isya di jamak takhir. Setelah ishoma, kami pun melanjutkan
perjalan menuju ke Pelabuhan Ketapang Banyuwangi untuk menyebrang ke Pelabuhan
Gilimanuk Bali. Kami tiba di Ketapang sekitar pukul 24.00 WIB. Kemudian kami
menyebrang Selat Bali yang begitu indah
pada malam hari dan menginjakan kaki di Pelabuhan Gilimanuk pada pukul 02.00
WITA. Sebelum meneruskan perjalanan ke Tanah Lot, kami singgah sebentar di
sebuah masjid yang ada di Bali untuk melaksanakan solat subuh terlebih dahulu.
Kemudian barulah kami langsung melaju menuju Tanah Lot dan sekitar pukul 07.30
WITA kami sampai di Tanah Lot (seharusnya pukul 06.00 kami tiba). Kami
berhambur dan melihat keindahan Tanah Lot yang menawan. Keindahan itu tidak
terkurangi oleh hujan yang hari itu membasahi bumi Bali. Di sana terdapat Pura
luhur Tanah Lot dan seekor ular yang dianggap suci dan sakral. Selain itu, juga
terdapat mata air suci yang bersumber dari laut tetapi rasanya tidak asin.
Konon, siapa yang meminum air tersebut akan dikabulkan permintaannya. Setelah
itu, kami bergegas check in menuju hotel Made. Setelah itu, kami langsung
langsung istirahat, mandi dan makan pagi sebelum menuju obyek selanjutnya.
Tempat wisata selanjutnya ialah Tanjung Benua Nusa Dua adalah sebuah pantai
yang memiliki panorama yang indah. Disana juga terdapat pulau penyu yang terdapat
berbagai macam spesies hewan khususnya penyu. Untuk sampai di pulau penyu, kami
menyebrangi laut kurang lebih seperempat jam menggunakan kapal veri dengan
tarif Rp.20.000. Setelah itu, kami makan
siang di pesisir Tanjung Benua dan melanjutkan perjalanan menuju masjid Ibnu
Batutah yang berada di Puja Mndala untuk melaksanakan solat duhur dan ashar di
jamak takdim sekitar pukul 13.00 WITA. Perjalanan selanjutnya adalah Pantai
Sanur meskipun cuaca hari itu sangat panas, tidak mengurangi semangat kami menjelajahi
keindahan Pantai Sanur. Selanjutnya, kami menuju obyek yang disebut GWK (Garuda
Wisnu Kencana). Disini kami dapat menikmati patung GWK yang sangat megah dan
gagah dengan merentangkan sayapnya yang kokoh. Meskipun pembangunannya belum
selesai, itu sudah membuat kami takjub karena patung yang gagah itu juga
dikelilingi pegunungan kapur yang dibentuk sedemikian rupanya. Karena waktu
yang singkat, kami harus melanjutkan perjalanan menuju Pantai Kuta. Pantai ini
merupakan salah satu pantai yang mashur akan keindahan ombak nya yang indah dan
sangat disukai oleh wisatawan mancanegara. Tak heran, disekitar lokasi Pantai
Kuta banyak bule berkeliaran. Kami tiba tepat sebelum matahari terbenam, tak
terbayang indahnya ketika melihat sang surya hilang di ufuk barat (sunset).
Kami pun sempat “take some photo” dengan para wisatawan asing. Sebelum menuju
hotel, kami mampir ke pusat oleh-oleh yaitu Krisna. Disini,kami membeli
beraneka makanan khas Bali untuk oleh-oleh ketika pulang ke Tulungagung. Kami
bergegas menuju hotel pukul 19.00 WITA untuk istirahat, mandi, makan dan
setelah itu acara bebas yang penting tidak melanggar peraturan.
Hari selanjutnya, setelah semua siap, kami menuju ke
pusat oleh-oleh khas Bali Cah Ayu. Kami berbalanja pernak-pernik yang lucu dan
unik. Setelah itu, kami melanjutkan ke obyek selanjutnya yaitu Putra Barong
untuk melihat pertunjukan teather rakyat Bali dan seni tari sekitar pukul 09.00
WITA. Di Putra Barong adegan yang ditampilkan sangat lucu sehingga membuat kami
semua tertawa geli. Selanjutnya, kami mampir ke obyek Sahadewa unuk melihat
lukisan, bad cover, baju dan kerajinan khas Bali. Sangat bagus memang ,dari
segi bahan dan tehnik yang dihasilkan tetapi harganya lumayan bagus juga untuk
ukuran kami sehingga sebagian besar dari kami hanya dapat melihat saja. Sekitar
pukul 13.00 WITA, kami melanjutkan perjalanan ke Rumah Makan Kertalangu untuk
melaksanakan solat duhur dan ashar di jamak takdim serta makan siang. Setelah
tenaga mulai terisi lagi, kami mengunjungi pasar seni sukawati sekitar pukul
15.00 WITA. Disana ,kami dapat membeli segala macam oleh-oleh dengan harga yang
terjangkau. Dengan sedikit merogoh kocek, kami sudah dapat memperoleh barang
yang kami inginkan. Hari telah sore, kami harus kembali menuju hotel Made untuk
mempersiapkan tenaga. Pukul 18.30 WITA kami tiba di hotel dan cepat untuk
mandi, makan, solat dan berkemas-kemas karena besok harus check out dari hotel.
Malam terakhir di hotel diisi dengan kreasi seni musik yang meriah.
Keesokan harinya, pukul 07.00 kami check out dari hotel
Made da bergegas melanjutkan perjalanan menuju Taman Joger. Disana, kita dapat
membeli beraneka T-shirt, sandal dan lain-lain yang lucu dengan kata-kata yang
unik. Tak lengkap rasanya ke Pulau Bali tanpa mampir dulu ke Taman Joger.
Setelah itu, kami menuju Danau Bratan Bedugul dengan jalan yang berkelok-kelok
sekitar pukul 12.30 WITA. Disana kami menikmati keindahan danau yang begitu
asri disertai hawa yang dingi dan suasana yang berkabut. Tak heran akan suasana
itu karena memang letak Danau Bratan Bedugul berada di bukit. Di Bedugul kami
pun membeli yang berupa jajan, kaos, souvenir dan lain-lain. Tak lupa satu hal
yaitu kami mengabadikan gambar di Bedugul. Setelah menikmati berbagai macam
obyek di Pulau Bali, kami pun harus melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan
Gilimanuk untuk menyebrang ke Pelabuhan Ketapang. Sekitar pukul 17.00 WITA kami
mulai menyebrang dan tiba di pelabuhan
Ketapang pukul 18.00 WIB. Lalu kami melanjutkan perjalanan ke rumah makan Putra
Jatim II untuk makan dan solat magrib dan isya di jamak takhir. Setelah selesai
makan, kami pun memulai perjalanan ke Tulungagung tercinta. Sebelum ke Kota
Tulungagung, kami mampir ke masjid Agung Wlingi untuk beristirahat dan
menunaikan solat subuh berjamaah. Setelah solat, kami melanjutkan perjalanan
pulang. Sekitar pukul 06.00WIB kami tiba di Tulungagung tepatnya di Nirwana
Plasa. Kami pun bergegas turun dan berhambur mencari orang tua dan pulang ke
rumah masing-masing. Syukur alhamdulillah kami sampai tujuan dengan sehat dan
selamat.
2.2 Arti GWK
Dewa Wisnu dilambangkan sebagai
sumber kebijaksaan dan pemelihara dengan menunggang burung Garuda yang
merupakan simbol kekuatan dan kemakmuran. GWK adalah simbol kebudayaan yang
berbasis keseimbangan alam. Dalam konsep Tri Murthi di mana Dewa Wisnu
bertugas untuk memelihara alam semesta dan Garuda sebagai kendaraan Dewa Wisnu
merupakan simbol dari pengabdian yang tanpa pamrih. Garuda seringkali
dilukiskan memiliki kepala, sayap, ekor dan moncong burung elang, dan tubuh,
tangan dan kaki seorang manusia. Mukanya putih, sayapnya merah, dan tubuhnya
berwarna keemasan. Ukurannya besar sehingga dapat menghalangi sinar matahari.
Garuda adalah seekor burung mitologis, setengah manusia setengah burung.
2.3 Lokasi GWK
GWK, adalah sebuah taman wisata di bagian selatan pulau
Bali. Taman wisata ini terletak di tanjung Nusa Dua, Kabupaten Badung,
kira-kira 40 kilometer di sebelah selatan Denpasar, ibu kota provinsi Bali. Di
areal taman budaya ini, direncanakan akan didirikan sebuah landmark atau
maskot Bali, yakni patung berukuran raksasa Dewa Wisnu yang sedang menunggangi
tunggangannya, Garuda, setinggi 12 meter.Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana
berada di ketinggian 146 meter di atas permukaan tanah atau 263 meter di atas
permukaan laut.Di kawasan itu terdapat juga Patung Garuda yang tepat di
belakang Plaza Wisnu adalah Garuda Plaza di mana patung setinggi 18 meter
Garuda ditempatkan sementara. Pada saat ini, Garuda Plaza menjadi titik fokus
dari sebuah lorong besar pilar berukir batu kapur yang mencakup lebih dari 4000
meter persegi luas ruang terbuka yaitu Lotus Pond. Pilar-pilar batu
kapur kolosal dan monumental patung Lotus Pond Garuda membuat ruang yang sangat
eksotis. Dengan kapasitas ruangan yang mampu menampung hingga 7000 orang.
2.4 Legenda GWK
Pada awal
mulanya berawal dari begawan yang mempunyai dua istri. Istri pertama bernama
Dewi Kaldu dan istri kedua bernama Dewi Winata. Dari kedua istri tersebut tidak
mempunyai anak, tetapi kedua istri begawan tersebut dianugerahi dua bilah
telur. Kemudian Dewi Winata memilih telur pertama, telur tersebut berisi dua
anak. Lalu Dewi Kaldu memilih telur kedua, telur tersebut berisi seratus anak. Setelah beberapa
hari kemudian, telur milik Dewi Kaldu menetas berupa ular. Dan Dewi Winatapun
merasa iri karena telur milik Dewi Winata belum menetas. Sehingga Dewi Winata
memecahkan salah satu telurnya dengan paksa dan telur tersebut menetas berupa
burung. Burung tersebut diberi nama burung Jatayung. Karena belum saatnya
menetas atau dalam istilahnya prematur burung Jatayung hanya hidup dua puluh
dua hari dan akhirnya meninggal. Dewi winata merasa sedih lalu akhirnya telur
yang satunya ditetaskan pada waktunya. Kemudian telur itu menetas berupa
burung. Burung tersebut diberi nama burung Garuda. Dewi Winata dan
Dewi Kaldu membuat suatu perjanjian yang berisi jika yang kalah harus mengurus
keseratus anak Dewi Kaldu. Dan apda akhirnya dewi Winata kalah dan harus
mengurus keseratus anak Dewi Kaldu. Dewi Winata merasa di perbudak dengan Dewi
Kaldu. Dan untuk membebaskan Dewi Winata, putra Dewi Winata yang bernama Garuda
harus mengambil air suci Dewa Wisnu, dengan syarat Garuda harus menjadi wahana
Dewa Wisnu. Kemudian Garuda menyetujuinya. Dan akhirnya
Dewi Winata terbebas dari ancaman Dewi Kaldu. Tetapi, sayangnya putranya harus
menjadi Wahana Dewa Wisnu. Untuk mengenang pengorbanan Garuda kepada Ibunya,
tempat tersebut diberi nama Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang menjadi objek
wisata terkenal di Pulau Bali.
2.5 Peranan GWK
Patung Garuda
Wisnu Kencana diharapkan akan merangsang keseimbangan antara skala dan niskala
atau dunia nyata dan tidak nyata sehingga harmonisasi alam dapat tercipta.
Patung Garuda Wisnu Kencana adalah simbol misi penyelamatan lingkungan dan
penyelamatan dunia. Taman budaya ini juga untuk mendidik masyarakat, khususnya
generasi muda agar ikut melestarikan warisan budaya bangsa.
2.6 Falsafah
GWK
Ø Sebagai tempat yang penting untuk spiritual
Ø Belajar sejarah masa lalu dan mengambil kesimpulan
Ø Tempat menikmati keindahan alam dan berbagai kesempatan
Ø Ikon Pulau Bali yang diunggulkan
2.7 Proyek
Pembangunan GWK
Garuda Wisnu Kencana, merupakan mega proyek terbesar
di Bali, rencana pembangunan patungnya setinggi 146 meter dengan lebar
bentangan sayap garuda 66 meter, diperkirakan memiliki berat 4000 tons. Dari total
luas lahan 200 hektar yang direncanakan, sementara terkuasai 100 hektar, dan
total pekerjaan yang selesai hingga saat ini baru sekitar 15 %. Untuk patungnya
baru yang selesai adalah setengah badan Dewa Wisnu, kepala burung Garuda, dan
tangan Dewa Wisnu. Meski baru sebagian kecil pembuatannya secara jelas dipastikan akan terkagum-kagum
dengan kemegahan dan keindahannya.
Patung ini akan mengikat tata ruang dengan jarak pandang sampai 20 km sehingga
tempat ini dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa Dua hingga Tanah Lot. Patung
ini terbuat campuran tembaga dan kuningan serta baja yang pada bagian tertentu
akan dilapisi dengan mozaik emas seberat 4.000 ton. Dengan tinggi 75 meter dan
lebar 60 meter maka Anda akan terperangah melihat ukuran kepala burung garuda
yang benar-benar raksasa. Patung
ini dalam tahap pembangunannya meleset dari target yang ditetapkan. GWK
dibangun tahun 1997 dan direncanakan awal seluruh bagian patung ini akan
selesai tahun 2005 namun proyek ini sempat terhenti terutama karena masalah pendanaan.
Masih kurang sekitar 600 miliar untuk merampungkannya. Direncanakan patung GWK
ini akan menjadi patung terbesar dan tertinggi di dunia mengalahkan patung
liberty di Amreika Serikat setinggi 46 meter dengan berat 204 ton.
2.8
Pengembangan GWK
2.8.1 Cake dan Restaurant
Sejumlah cafe dan restaurant menyediakan layanan
tata boga yang lengkap, dari makanan kecil, hidangan ringan hingga banquets.
Layanan On-site catering yang tersedia mampu melayani hingga 2000 porsi, dengan
berbagai hidangan indonesia, Oriental atau hidangan International yang dapat
disesuaikan dengan tema dan lokasi tertentu.
2.8.2 Plasa Wisnu
Wisnu Plaza adalah tanah tertinggi di daerah GWK
dimana tempat kita sementara merupakan bagian paling penting dari patung Garuda
Wisnu Kencana patung Wisnu. Pada waktu tertentu hari, akan ada beberapa kinerja
tradisional Bali dengan megah patung Wisnu sebagai latar belakang. Karena
lokasinya yang tinggi, kita
dapat melihat panorama sekitarnya. Patung Wisnu, sebagai titik pusat dari Wisnu
Plaza, dikelilingi oleh air mancur dan air sumur di dekatnya suci yang katanya
tidak pernah kering bahkan pada musim kemarau.Parahyangan Somaka Giri
ditempatkan di sebelah patung Wisnu. Ini tempat air berada, yang secara
historis telah dipercaya oleh rakyat di daerah tersebut sebagai berkat dengan
kekuatan magis yang kuat
untuk menyembuhkan penyakitnya dan meminta para dewa hujan selama musim
kemarau.
2.8.3 Area Penerima Parkir
GWK menyediakan area parkir yang cukup luas dan stategis
bagi para wisatawan seluas 20.000 meter persegi dengan fasilitas :
Ø Bisnis
1.
Money Changer
2.
ATM
3.
Retail Area
4.
BANK
5.
Foot Court
6.
Souvenir Shop
7.
Duty Free Shop
Pelayanan Publik
Ø Pelayanan Publik
1.
Loker
2.
Toilet
3.
Information Center
4.
Administrator
Office
Ø Area Parkir
Area parkir ini dapat menampung kurang lebih 700 mobil ,
1500 motor dan 50 bus
2.8.4 Garuda Theater (Natah)
Jalur utama berbentuk semacam boulevard yang
menghubungkan berbagai venue yang ada. Boulevard yang membentuk plaza yang memanjang dengan
panjang dengan panjang 24 x 126 meter ,menempatkan patung Wisnu sebagai anker
point, tapak Wisnu yang berada di ujung jalan utama ini dengan ketinggian
tampak kurang lebih 10 meter diatas permukaan lantai plaza sehingga mampu
membangun suasana memakau
Pda jalur utama ini setiap saat akan dimeriahkan dengan
atraksi baik yang bergerak maupun yang mengambil posisi tertentu. Suasana yang
terbentuk karena berbagai aksi pada jalur utama ini kemudian dinamakan Street
theater
2.8.5 GWK Expo Gallery
Ruang pamer GWK dua bagian. Bagian pertama adalah ruang pamer yang secara tetap
memamerkan segala hal yang berhubungan dengan GWK. Mulai dari gagasan
pengembangan, gagasan perencanaan, upaya sosialisasi, dan teknik pembuatan
patung GWK. Bagian kedua merupakan ruang pamer yang diselenggarakan secara
temporan untuk menampung tuntutan apresiasi yang lebih luas. Bila tidak ada
pengisian, progam pamer di bagian kedua ini akan digunakan menampung tuntutan
apresiasi yang lebih luas. Saat tidak ada pameran, ruangan ini digunakan secara
reguler untuk prestasi multimedia yang menampilkan hal yang berhubungan dengan
GWK.
2.8.6 Meeting Room dan Bussiness Service
Balairung dewi juga memiliki fungsi sebagai ruang konensi untuk mengadakan
seminar,meeting,sarasehan,dengan kapasitas 250 orang dengan pelayanan sebagai
berikut :
1.
Pemesanan
Penerjemah
2.
Penyediaan kopi dan
snack unruk rapat pertemuan
3.
Air, bunga, dan
buku catatan fasilitas :
Fasilitas :
1.
Penyediaan ruangan
meeting
2.
Penyewaan komputer
3.
Penyewaan Internet
4.
Photo Copy
5.
Transportasi
6.
Faksemail
7.
Pengetikan
8.
Printer
9.
Pelayanan kurir
10.
Direct Projektor
11.
Konferensi
12.
VCD Multi Sistem
dan TV
13.
Ruang tunggu dan
pusat pelayanan bisnis
2.9 World
Cultural Forum
2.9.1
Anjungan Budaya Mancanegara
Masing-masing
negara atau lembaga kebudayaan dapat menggunakan anjungan dalam periode waktu
tertentu. Inilah yang secara mendasar menjadi kontribusi dalam pengembangan
WCP.
Anjungan Budya Mancanegara ini akan digunakan untuk
progan progam bernuansa budaya, antara lain :
v Informasi dan komunikasi tentang budaya
v Pertukaran database kebudayaan dari masing-masing daerah
v Sekretaris untuk mengelola kegiatan pertukaran budaya
v Membuat desai dari prototype dari produk terkemuka dari
masing-masing partisipan
v Akses untuk penelitian budaya. Yaitu sebuah ruangan yang
dapatdapat disewakan oleh sekelompok negara dengan saling berbagi progam atau
dapat disewakan oleh beberapa negara untuk bekerja sama dengan instruksi seni
budaya tertentu. Bagian dari hak penggunaan ruang oleh partisipasi terdapat
fasilitas lain seperti :
1.
Kemudahan untuk
menggunakan exhibition hall conventoen museum / galeri
2.
Kemudahan untuk
parkir khusus dan gudang ataupun bengkel seni
2.9.2 Gedung Pamer
Pameran hasil industri dan perdagangan dari seluruh dunia
akan dikelompokkan disini dengan area seluas 3.868 meter persegi. Konsepnya
berdasarkan pada pameran produksi industri dan perdagangan. Ini merupakan
pelayanan terhadap infrastruktur pendukung yang seringkali terkait dengan
kegiatan yang dilaksanakan di balai sidang. Oleh karena itu, progam ruang
dirancang dalam matrik langsung. Gedung pamer dikelola oleh Badan Pengelola
dengan berbagai pilihan yang menyediakan penggunanya.
2.10 Garuda
Wisnu Kencana
2.10.1 Perwujudan Modern Sebuah Tradisi Kuno
Wisnu – Simbol Hindu yang melambangkan kekuatan
utama pemelihara alam semesta yang mendominasi kawasan ini. Diwujudkan sebagai
patung berukuran raksasa terbuat dari kuningan dan tembaga dengan ketinggian
mencapai 22 meter, menjadikan figur ini sebagai perwujudan modern sebuah
kebudayaan dan tradisi kuno. Wujud yang menyertainya adalah Garuda – seekor
burung besar yang menjadi kendaraan Dewa Wisnu sebagai perlambang kebebasan
sekaligus pengabdian tanpa pamrih.
2.10.2 Sebuah Lokasi Kunjungan Spiritual
Berdekatan dengan patung Dewa Wisnu terdapat
Parahyangan Somaka Giri, sebuah mata air keramat darimana mengalir air yang
dengan kandungan mineral-mineral utama. Keberadaan air di puncak bukit kapur
padas ini memang merupakan sebuah keajaiban dan belum dapat dijelaskan dengan
ilmiah, sehingga menjadikannya tempat kunjungan spiritual dan meditasi.Air tersebut
dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan telah dipergunakan luas
dikalangan penduduk setempat dalam upacara memohon hujan guna mendapatkan panen
yang baik. Keberadaan Parahyangan Somaka Giri sangat menggugah naluri seseorang
dalam mencari pencerahan pikiran, lahir dan batin
2.10.3 Tempat Untuk
Berbagai Kesempatan
Dengan curah hujan yang relatif
rendah namun terbuka untuk dapat menikmati hembusan angin tropis, Fasilitas
yang dimiliki GWK menjadi sangat ideal. Amphitheatre dengan kapasitas 800
tempat duduk dan tatanan acoustic kelas satu, merupakan tempat yang tak
tertandingi untuk pagelaran seni budaya. Lotus Pond yang dikelilingi
pilar-pilar batu cadas serta latar belakang patung kepala Burung Garuda
menjadikan areal berkapasitas 7500 orang ini sangat dramatis untuk berbagai
perhelatan akbar. Sebagaimana arena upacara desa-desa di Bali, Street Theatre
merupakan tempat yang sangat tepat untuk berbagai prosesi, fashion show dan
berbagai pertunjukan bergerak. Tempat untuk beramah-tamah yang ideal adalah
Plaza Kura-kura, yang memiliki kapasitas sampai 200 orang. Sebagai tambahan,
yang terbuka untuk umum, Exhibition Gallery yang memiliki luas 200m persegi
terdapat 10m persegi halaman terbuka di dalamnya.
2.10.4 Santap Malam Di Bawah Naungan Bintang
Sejumlah cafe dan restaurant menyediakan layanan
tata boga yang lengkap, dari makanan kecil, hidangan ringan hingga banquets.
Layanan On-site catering yang tersedia mampu melayani hingga 2000 porsi, dengan
berbagai hidangan indonesia, Oriental atau hidangan International yang dapat
disesuaikan dengan tema dan lokasi tertentu.
2.11 Inspirasi
Pembangunan GWK
Pembangunan patung Dewa Wisnu (Dewa penyelamat bagi umat Hindu) yang sedang
mengendarai burung Garuda (burung yang sering ada di mitos-mitos) terinspirasi
dari kisah Adi Parwa. Dari kisah ini yang diambil adalah episode Garuda yang
memberikan kesetiaan dan pengorbanannya untuk menyelamatkan ibunya dari
belenggu perbudakan. Hal itu dilakukannya dengan mengabdi kepada Dewa Wisnu,
menjadi kendaraan bagi sang Dewa.
Wisnu - Simbol Hindu yang melambangkan kekuatan utama pemelihara alam
semesta yang mendominasi kawasan ini. Diwujudkan sebagai patung berukuran
raksasa terbuat dari kuningan dan tembaga dengan ketinggian mencapai 22 meter,
menjadikan figur ini sebagai perwujudan modern sebuah kebudayaan dan tradisi
kuno. Wujud yang menyertainya adalah Garuda - seekor burung besar yang menjadi
kendaraan Dewa Wisnu sebagai perlambang kebebasan sekaligus pengabdian tanpa
pamrih.
Gapura Batu - beberapa buah pilar batu cadas alami setinggi 25 meter yang
berdiri kokoh yang akan ditatah dengan berbagai ornamen yang diambildari kisah
dramatis Ramayana yang menjadi sumber inspirasi seni pertunjukan Bali. Pahatan
ukiran latar belakang relief bercorak seni pahat pewayangan (Kayon atau
Gunungan) yang sangat khas Bali dan Jawa .
Nilai yang dapat kita petik dari Dewa Wisnu adalah sifat Dewa Wisnu yang
mengabdi tanpa pamrih dan memelihara dunia.Kita sebagai generasi penerus bangsa
harus meneladani sifat dari Dewa Wisnu dan garuda merupakan lambing Negara
kita,kita juga bisa memetik nilai dari burung tersebut,kegigihan burung
tersebut dalam bertahan hidup.
2.12 Keistimewaan
GWK
Sungguh, seandainya burung itu menjelma menjadi makhluk hidup, ia akan
menjadi penguasa angkasa yang tiada tanding dan tiada banding. Garuda Wisnu
Kencana (GWK) direncanakan menjadi patung tertinggi di dunia, mengalahkan
Liberty di Amerika Serikat yang tingginya 'cuma' 135 meter. Tinggi GWK 70 meter
dan ditopang bangunan setinggi itu pula.
Berdiri gagah di atas bukit Ungasan, Jimbaran, Bali, areal itu memang
diproyeksikan menjadi sebuah kawasan wisata spektakuler. Pembangunan yang
dimulai pada 2005 itu sempat terkatung-katung. GWK mulai menggeliat lagi
setelah pemerintah menegaskan harus selesai pada 2008.
Saat ini, patung yang dibuat oleh I Nyoman Nuarta, seniman asal Bali yang
tinggal di Bandung, baru menyelesaikan bagian kepala burung dan badan Wisnu.
Melihat dua bagian itu saja, sulit membayangkan akan berapa besar patung itu
nanti.
I Gusti Rai Dharmaputra, salah satu pelaku wisata di Bali mengatakan, ide
pembangunan GWK datang dari mantan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi
(Menparpostel), Joop Ave.
Alasannya, Bali membutuhkan objek wisata bergaya baru. "Karena wisata
budaya mau tidak mau memang akan menjenuhkan. Orang bila disuguhi sesuatu yang
sama, lama-lama akan jenuh juga," ujar rai.
Selain itu, kawasan Bukit Ungasan yang sebenarnya merupakan wialayah
gersang ini juga akan menjadi museum kebudayaan internasional. Bangunan
penyangga patung merupakan gedung berlantai 14, akan digunakan sebagai plaza
kebudayaan dari berbagai dunia.
Kesan yan tertangkap saat memasuki kawasan GWK ialah terasa spektakuler.
Bukit kapur yang gersang dibelah hingga membentuk lanskap ala Romawi. Dinding
batu dari bukit-bukit yang terbelah seolah mengepung pengunjung yang datang.
Meski belum jadi, GWK sudah berhasil merebut hati banyak wisatawan.
Hampir seluruh wisatawan, khususnya wisatawan asing, seolah wajib datang ke
GWK. Padahal baru selesai sekitar 40% saja," tambah Rai. Setelah sekian
lama bersemayam di atas bukit itu memang mulai menggeliat kembali. Semoga saja
2008 nanti bentangan sayap dan tajamnya sorotan Garuda itu benar-benar
mengemparkan dunia.
Disekitar lokasi, nampak jelas bebatuan cadas/karang di potong secara
vertikal membentuk dinding-dinding tribun dengan hamparan rumput hijau pada
bagian dasarnya. Bagian tengah sebuah jalan terbuat dari conblock membelah
lapangan rumput dari bagian paling belakang hingga kedepan patung garuda. Dari
luas yang ada nampak sekalibahwa area ini akan sanggup menampung puluhan ribu
pengunjung, sangat cocok digunakan sebagai tempat pertunjukan sentra budaya
berskala internasional.
Pembangunan patung berupa Dewa Wisnu (Dewa penyelamat bagi umat Hindu) yang
sedang mengendarai burung mitos, Garuda, terinspirasi dari kisah Adi Parwa
dalam episode Garuda dengan kesetiaan dan pengorbanannya menyelamatkan ibunya
dari belenggu perbudakan dengan mengabdi kepada Dewa Wisnu menjadi
kendaraannya. Kisah mengenai legenda ini terpahat jelas di sisi-sisi Candi
Kidal yang berada di kabupaten Malang.
Patung Garuda Wisnu Kencana diharapkan akan merangsang dinamika nilai
phisik dan spiritual, serta keseimbangan antara skala dan niskala (dunia nyata
dan tidak nyata) dengan demikian harmonisasi alam dapat tercipta. Patung Garuda
Wisnu Kencana adalah symbol misi penyelamatan lingkungan dan penyelamatan
dunia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari berbagai analisis dan data yang penulis peroleh
tentang objek wisata Garuda Wisnu Kencana dapat disimpulkan bahwa Garuda Wisnu
Kencana merupakan simbol kemegahan Pulau Dewata dimana berbagai kebudayaan
ditempatkan di dalam suatu tempat dan I Nyoman Nuarta ini menjadi pencetus karya terbesar di seluruh dunia
bahkan mengalahkan patung liberty.
3.2 Kritik dan
Saran
1. Kami berharap agar bangunan GWK akan segera dilanjutkan
supaya keindahan pemandangan GWK sempurna.
2. Toilet disekitar GWK bisa diperbanyak.
3. Tumbuh-tumbuhan disekitar GWK diperhatikan agar lebih
sejuk.
4. Gerai makanan bisa ditambah